Muhammad Prana Adithya

Muhammad Prana Adithya adalah seorang Guru Bahasa Inggris di SMP Negeri 1 Tanjungbalai. Beliau adalah penerima Beasiswa Penuh dari Pemerintah India (ICCR ...

Selengkapnya
Navigasi Web
Acha-Acha, Nehi-Nehi, Geleng Kanan, Geleng Kiri

Acha-Acha, Nehi-Nehi, Geleng Kanan, Geleng Kiri

Gestur adalah salah satu faktor pendukung dalam komunikasi. Beberapa gestur bermakna sama untuk beberapa negara. Gestur yang identik dengan identitas suku atau bangsa seseorang misalnya seperti menundukkan tubuh bagian atas atau menundukkan kepala di Jepang, Korea, China, dan beberapa negara di Asia yang bermakna menunjukkan rasa terima kasih dan hormat atau permintaan maaf pada seseorang.

Ketika kuliah di India, hal yang tak lepas dari pandangan saya adalah geleng-geleng orang India itu sendiri. Berkomunikasi dengan teman-teman mahasiswa India membuat saya agak sedikit kebingungan pada awalnya. Setiap kata dan kalimat yang mereka ucapkan pasti diringi dengan gelengan kepala yang kadang-kadang cepat, lambat, ke kiri, ke kanan, memutar beriring dengan gestur mata, alis dan bibir yang berubah-ubah pula. Pernah juga sekali-kali mereka hanya menggeleng-gelengkan kepala untuk menjawab pertanyaan saya, dan saya harus memutar otak, membuka kamus gestur India di kepala agar bisa menafsirkan makna jawaban mereka.

Dalam waktu dua tahun di India, saya merasa masih belum bisa memahami sepenuhnya makna geleng-geleng kepala atau anggukan ala India ini, meskipun begitu berikut ini beberapa makna yang saya pahami ketika berinteraksi dengan sahabat-sahabat mahasiswa India maupun masyarakat di luar kampus.

Pertama, menggeleng pelan ke kiri dengan bertumpu pada dagu, wajah tetap menghadap ke depan. Gestur ini bermakna ”ya, saya setuju dengan apa yang anda sampaikan”, biasanya sembari menggeleng juga disertai ucapan lirih “ha..., thik he...” atau “acha..acha..he”.

Kedua, menggeleng ke kiri dan ke kanan bertumpu pada dagu dengan ritme cepat, wajah tetap menghadap ke depan. Gesture ini mempunyai makna ambigu bagi lawan bicaranya. Makna pertama bisa berarti “ ya, saya setuju” seperti gestur pertama tapi bisa juga bermakna “ ya...saya setuju, saya faham tapi kurang mengerti dengan apa yang anda sampaikan”.

Ketiga, menolehkan wajah ke kiri dan ke kanan dengan ritme pelan. Gestur ini bermakna menidakkkan, biasanya gestur ini dilakukan sambil menurunkan ujung bibir dengan ucapan lirih “na..na,,,na...”. atau “nehi..nehi...nehi” yang bermakna “tidak, tidak, tidak

Keempat, mengangkat dagu ke atas sedikit sambil menaikan alis sebentar. Gesture ini seringkali tanpa ada kata-kata pengiring. Makna gesture ini bisa berarti menanyakan kabar lawan bicaranya, “Apa kabar mas?”, kalau dalam bahasa Hindinya “Kya hua , Bhai?.

Kelima, menurunkan dagu sedikit, sambil menunjukkan wajah datar atau sedikit mengernyitkan kedua alis. Makna ini memiliki makna ganda, bisa saja bermakna “iya, benar” atau mungkin meminta seseorang untuk datang mendekat.

Ala bisa karena biasa, hafal kaji karena diulang, pepatah itu memang benar saya rasakan sendiri di India. Karena berbaur dengan masyarakat India selama beberapa tahun, akhirnya ilmu menggeleng-geleng kepala ala India ini menjadi fasih saya lakukan. Dalam berbicara saya selalu menggeleng-gelengkan kepala ala India ini tanpa saya sadari.

Ketika sampai di Indonesia, tepatnya di Bandara kuala namu, Deli Serdang, Sumatera Utara, Omak dan adik-adik memeluk erat sampil menanyakan kabar saya, “Ana sehat kan na...?”, tanya omak padaku dengan wajah bahagia berurai air mata karena sudah dua tahun tidak melihat dan memegang wajah anak lelaki satu-satunya ini secara langsung, lalu saya pun menjawab “ Iya, Mak, awak sehat”, sambil menggeleng-gelengkan kepala dan tersenyum layaknya kebiasaan orang India secara reflek karena kebiasaan yang saya bawa dari India. Sontak momen haru biru tadi berubah menjadi momen lucu penuh canda tawa melihat saya menggeleng-gelengkan kepala.

Ternyata sulit merubah kebiasaan yang sudah dilakukan di India. Setidaknya butuh waktu tiga bulan di Indonesia untuk tidak menggeleng-gelengkan lagi kepala saya ketika berinteraksi dan berkomunikasi dengan lawan bicara.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Masa kecil ibu, sering diajak nonton film India oleh Ayah. Yang terekanm sampai sekarang dua kata itu. Acha acha, nehi nehi, hahaha..

02 Apr
Balas

Sy jg dulu suka nonton film India. Sekarang krn gak cukup waktu berjam-jam menontonnya, jd gak pernah lg. Bugus tulisan Bapak.

02 Apr
Balas



search

New Post